Risiko Usaha

RISIKO USAHA

Risiko dan Ketidakpastian

            Usaha apapun tentu mempunyai suatu risiko.  Perusahaan dapat menghadapi  suatu kondisi yang tidak   menguntungkan  atau  suatu kerugian.  Kondisi yang tidak menguntungkan dapat di perkirakan sebelumnya dan ada pula yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya.   
            Risiko (Risk) merupakan suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi kegiatan usaha perusahaan, akan tetapi kondisi ini telah diperhitungkan sebelumnya.  Sebagai contoh risiko dalam operasional hotel, antara lain: persaingan yang meningkat karena banyak didirikan hotel baru, pola kunjungan wisatawan,  tuntutan selera tamu terhadap pelayanan dan lingkungan hotel, menurunnya minat tamu hotel  terhadap menu makanan  yang telah ada; menu baru yang tidak laku dijual, turunnya tingkat perekonomian (resesi) dan sebagainya .
Demikian pula dalam suatu pengambilan keputusan keuangan , ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Tingkat pengembalian adalah hasil usaha untuk menutup dana investasi yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai hal yang tidak menguntungkan dari hasil usaha yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Demikian pula sebaliknya,  yang lebih kecil risikonya umumnya mempunyai tingkat hasil yang kecil pula. Ada imbal balik antara risiko dan hasil, dalam pemilihan berbagai alternatif  keputusan keuangan.  Setiap pengambilan keputusan keuangan perlu dipertimbangkan rsikonya.  Sebagai contoh,  semakin banyak kamar dan fasilitas yang dibangun sdalam suatu hotel, maka semakin besar risiko bisnis yang harus ditanggung. Dalam investasi  suatu hotel, semakin besar dana yang digunakan, tentunya diharapkan hasil yang besar, namun risiko juga semakin besar.
Ketidakpastian (uncertainty) merupakan suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi kegiatan usaha perusahaan dimana kondisi ini tidak dapat di perkirakan sebelumnya.  Dalam kegiatan usaha hotel, ketidakpastian  yang mungkin terjadi seperti:   turunnya wisatawan karena  ancaman terorisme, perang , bencana alam, kebakaran dan kerusuhan akibat  perubahan politik.

Berapa Besar Risiko Usaha?
Besar kecilnya risiko usaha yang dihadapi perusahaan dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
  1. Fluktuasi permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil penjualan produk perusahaan, dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus), semakin kecil risiko bisnis.
  2. Fluktuasi harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar juga risiko bisnis yang dihadapi.
  3. Fluktuasi biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi.
  4. Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input. Semakin besar kemampuan perusahaan menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya, semakin kecil risiko bisnis.
  5. Tingkat penggunaan biaya tetap. Semakin tinggi tingkat penggunaan biaya tetap, semakin besar risiko bisnis.
Resiko Usaha Hotel
Hotel merupakan industri jasa yang utama bergerak dibidang akomodasi dan penjualan makanan dan minuman. Hotel menjalankan usahanya selama 24 jam sehari atau 365 hari setahun secara terus menerus.  Selain pengelolaan kamar, hotel memiliki beberapa outlet atara lain; ruang  rapat dan pamer, ruang publik, restauran, bar, laundry dan  fasilitas olah raga dan beberapa usaha lainnya. Penjualan sebagian besar dilakukan secara kredit.  Usaha hotel sangat berfluktuatif dan tergantung pada lokasi hotel didirikan.  Hotel dikawasan bisnis  tingkat hunian (room occupancy) yang tinggi pada hari Senin sampai Jumat sedangkan pada hari libur tingkat hunian menurun. Sebaliknya, pada hotel di kawasan wisata pada hari libur tingkat hunian sangat tinggi, namun pada hari kerja tingkat hunian sangat rendah.  Harga penjualan kamar hotel sangat fluktuatif, manajemen umumnya menerapkan sistem harga diskon   untuk mengantisipasi rendahnya penjualan, meskipun penurunan diskon tersebut tak cukup untuk meningkatkan penjualan secara efektif.    Harga atau biaya input produksi dari hotel, seperti bahan makanan sangat fluktuatif dari waktu ke waktu akan tetapi manajemen tidak secara mudah untuk menaikkan harga menu jika terjadi kenaikan bahan makanan.  Hotel merupakan  industri padat karya, artinya lebih banyak menggunakan sumber daya manusia dibandingkan dengan mesin dalam proses produksinya.  Pada umumnya fasilitas  yang dibangun untuk sebuah hotel sangat lengkap dan berkualitas baik, sehingga membutuhkan pembiayaan investasi yang sangat besar.  Sedangkan biaya investasi pada umumnya dibiayai dengan hutang jangka panjang.  Hotel dengan asset yang besar, pendanaan hutang dan padat karya, sudah tentu  biaya tetap yang terjadi besar pula.  Melihat dari karakter usaha hotel yang demikian, maka dapat dikatakan bahwa hotel merupakan usaha yang mempunyai risiko usaha yang cukup tinggi.  Pengelolaan keuangan yang baik, menjadi sangat penting untuk menekan risiko usaha.
Risiko keuangan dapat pula  terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban biaya bunga pinjaman. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya deviden (pembagian keuntungan) bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan fluktuasi laba bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban biaya bunga pinjaman, maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.

Kriteria Pemilihan Investasi

Pada umumnya pola suatu investasi dengan hasil yang besar juga membutuhkan /disertai dengan risiko yang tinggi pula, begitu pula sebaliknya.  Manajemen perlu mempunyai kriteria penerimaan dan penolakan suatu investasi. Kriteria  yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan penerimaan dan penolakan investasi , antara lain :
1.   Meminimalkan Risiko, dalam arti  memilih investasi yang memiliki Hasil paling besar dengan Risiko
2.       Fluktuasi Arus Kas Masuk atau profit dari tahun- ketahun relatif kecil
3.    Mempertimbangkan nilai waktu uang.  Dalam arti semakin cepat uang diterima semakin baik investasi tersebut.
4.  Pertimbangan secara Mean (rata –rata tertimbang) dan Standar Deviasi (penyimpangan) terhadap arus   kas.

KlikTUGAS !